Salah satu bukti kesuksesan agama Islam adalah umat muslim masa kini. Lebih dari 1400 tahun sejak Nabi terakhir diutus, umat muslim masih tetap eksis. Bukan hanya eksis, ajaran-ajaran yang dibawa Islam masih utuh dan melekat di setiap jiwa pengikutnya. Hal ini menjalaskan betapa berpengaruhnya ucapan Nabi Muhammad SAW kepada para pengikutnya pada saat itu, bahkan sampai saat ini.
Hal ini juga membuktikan kecerdasan orang yang menyampaikan ajaran tersebut dan metode dalam menyampaikannya. Baik sebelum atau sesudah diutus menjadi Rasul, Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok yang bijak, ia tidak pernah melakukan hal-hal tercela seperti yang dilakukan orang-orang jahiliah pada masa itu. Tak heran, Micheal H. Hart menempatkan sosok tersebut sebagai orang paling berpengaruh dalam sejarah dunia di bukunya yang berjudul The 100 A Rangking Of The Most Influential Persons In History.
Nabi Muhammad tidak pernah belajar formal, ayahnya wafat sejak ia masih dalam kandungan, pada saat usia 6 tahun ibunya menyusul sang ayah. Meskipun demikian, suatu saat ia akan menyatukan orang-orang Arab pada masa itu. Bangsa Arab pra-Islam hidup tidak beraturan dan berperang satu sama lain, kemudian diutuslah seorang Rasul yang menyatukan mereka kepada bendera yang sama, yaitu bendera tauhid. Hal ini menjadi contoh paling nyata dari kecerdasan kepemimpinan dan public speakingnya.
Banyak riwayat dan bukti nyata yang menjelaskan kecerdasan nabi dalam berbagai aspek, penjelasan di atas adalah salah satunya. Dari aspek kecerdasan verbal atau berbicara, Nabi Muhammad dikenal sebagai penutur yang baik, Muhammad Jaeni dalam tulisannya Muhammad seorang Penutur Yang Santun (Sebuah Telaah Pragmatik), mengutip kitab Ijazu al-Quran Wa Balaghah an-Nabawiyah menjelaskan mengenai kehebatan tutur kata beliau. Diantaranya tuturan beliau sedikit kata, serat makna. Kata-katanya sederhana, tidak berlama-lama, penuh kesiapan dan tidak spontan. Ritme pertuturanya sangat seimbang, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. substansi tuturnya tidak menekan dan mencela. Tidak dipanjang-panjangkan dan juga tidak gagap.
Faktor selanjutnya, dari segi cara penyampaian ajaran itu sendiri. Metode penyampaian agama Islam tidak seperti pendahulunya, seperti agama umat Nasrani dan Yahudi. Ajaran yang dibawa untuk kedua umat ini disampaikan sekaligus, berbeda sama sekali dengan ajaran agama Islam yang diturunkan bertahap. Hal ini lebih memudahkan masyarakat pada saat itu untuk mengikuti aturan-aturan yang diperintahkan oleh Islam, terutama untuk memikirkan argumen yang Islam lemparkan.
Kemudian, ajaran awal yang disampaikan Nabi Muhammad tidak tentang larangan ataupun perintah, tetapi berupa pemurnian akidah dan ajakan untuk membenahi akhlak. Hal ini juga menjadi faktor pendukung kenapa ajaran Islam diterima oleh berbagai kalangan. Ketika Nabi Muhammad masih berada di Makah, ayat yang turun pada waktu itu disebut Makki. Ayat-ayat Makki menerangkan hal-hal yang berbau akidah, filosofis, dan akhlak-akhlak mulia yang harus dipegang oleh seorang hamba, gunanya untuk mengurangi corak hitam budaya masyarakat Jahiliah pada masa itu. Seperti dorongan untuk berbuat jujur, menepati janji, dan ancaman untuk orang yang suka memanipulasi timbangan.
Setelah beliau pindah ke Madinah, ayat-ayat yang turunkan barulah berbicara tentang hukum larangan untuk meninggalkan sesuatu yang tercela dan perintah melakukan ajaran yang diminta. Ayat-ayat yang turun setelah Nabi hijrah disebut ayat Madani. Ayat-ayat Madani mempunyai metode tak jauh berbeda dengan ayat Makki dalam penyampaiannya, yakni secara bertahap, seperti larangan Khomer, perintah salat dan zakat. Larangan meminum khamar setidaknya melewati 4 tahap. Tahap pertama berupa sindiran, kemudian cercaan, dilanjut larangan saat akan melaksanakan salat, dan terakhir larangan secara penuh.
Itulah secuil rahasia kenapa Islam begitu jaya dan masih ekesis sampai sekarang, selain karena kepiawaian penyampai ajarannya, cara menyampaikannya pun mempunyai faktor tersendiri kenapa Islam begitu diterima pada saat itu. Tentu ada banyak faktor lain yang menjadikan Islam sukses, tetapi menurut penulis kedua faktor itulah yang paling menonjol di antara lainnya. Bisa jadi faktor kesuksesan ada belasan bahkan ratusan, tetapi yang tampak di mata manusia hanya beberapa saja.